Sabtu, 18 Oktober 2008

URBAN FARM MOVEMENT

Keren banget kan istilahnya? "URBAN FARM MOVEMENT".

Tulisan "URBAN FARM" sempat dimunculin di koran Jawa Pos. Apa itu ya? Sederhananya, gerakan menanam di kota-kota besar yang 'dah dipenuhi dengan batu-batu semen, alias gedung-gedung bertingkat. Gedung-gedung itu sama sekali tak menyisakan ruang untuk penghijauan.

Btw, kalo seluruh isi bumi dipenuhi gedung-gedung, trus kita maem apa dong? Nggak mungkin banget kita maem semen ama batu toh? Coz, pencernaan kita nggak dimungkinkan untuk itu. 'Tul nggak?

Aku sendiri udah lama emang tertarik dengan yang urusan nanam menanam. Cuman belum terlampiaskan. Akhirnya, setelah beberapa bulan menunggu, mencari lahan, eng ing eng.... ini dia... lahan pekarangan kantor jadi sasaran empuk. Apalagi empunya rumah ho-oh aja.

Kemarin, 'sesuai petunjuk teman', aku sudah beli tanah humus di Jalan Raya Prapen or Jemursari. Buat penghuni Surabaya, pasti tahu kan, di jalan raya tersebut, banyak penjual tanaman yang nongkrong jualan di pinggir sungai.

Lalu beli juga kompos dan pupuk sapi di toko Trubus. Lokasinya, Jalan Raya Jemursari, cari supermarket Superindo. Sebelum Superindo ada belokan ke kiri, belok aja, ga jauh dari situ, ada tokonya. Toko kecil tapi rame. (ehem... mas kalo aku beli di situ lagi dapet diskon dong, kan udah bantuin promosi, hehehe)

Hari ini, sore hari, after office hour, akhirnya berkesempatan juga mencampur tanah, pupuk dan kompos dibantuin ama Lui, siswa DTS asal Timor Leste (kisahnya Lui uapik tenan, seru banget...).

Aku paksa dia lihat kamera supaya ada dokumentasi. Yo'i jangan mencampur terus bung! Thx for your kindness Lui.

Oke, balik lagi ke 'Urban Farm Movement'. Menghadapi krisis pangan, ditambah dengan harga-harga pangan yang melonjak. Bayangkan, harga beras dari Rp 2.500 per kg, bisa melonjak jadi Rp 5.000 per kg. Kalo mau beras yang asli, yang tidak dengan sengaja dikilatkan, harganya lumayan mahal. Aku baru beli di Hypermart Cito, beras Ramos, harga per kg mencapai Rp 10 ribu. Alamak... Tapi waktu beli beras ini n aku memegang berasnya, emang beda banget. Kalo yang biasanya, begitu kita pegang berasnya, tangan kita bersih. Beras ini begitu dipegang, di tangan masih tersisa seperti ampas-ampas, tangan kita seperti berdebu.

Wow... berarti selama ini aku maem beras apaan tooohhh.... oooo God....

(bersambung besok ya:)

Keterangan: posting ini saya bikin tanggal 07 Oktober 2008 di http://e-liputanrohani.blogspot.com

Tidak ada komentar: